Sabtu, 16 April 2011

Ga Bisa Konsentrasi? Konsumsilah Cokelat! Berikut 10 Manfaat Lainnya

Apakah mengonsumsi cokelat sudah pasti akan membuat Anda gemuk, menyebabkan alergi, dan mudah menimbulkan jerawat?

Ada sederet anggapan yang salah tentang cokelat. Sebaiknya Anda tak mudah percaya begitu saja dengan “keburukan” cokelat. Bila Anda sudah tahu faktanya, guilty pleasure yang satu ini tak akan lagi bikin Anda merasa bersalah saat menyantapnya.
1. Berikut adalah fakta yang dikumpulkan oleh salah satu produsen cokelat ternama, yakni Ceres dan Tulip Chocolate dalam pamerannya di Senayan City.Cokelat memiliki manfaat besar karena merupakan sumber makanan yang kaya antioksidan. Anda tahu kan, antioksidan adalah semacam substansi yang dapat membantu sel-sel tubuh dalam mengatasi kerusakan.
2. Dua sendok makan kakao memiliki antioksidan empat kali lipat lebih banyak daripada teh hijau. Teh adalah salah satu tanaman yang menghasilkan polyphenols, salah satu jenis antioksidan.
3. Cokelat membantu kesehatan jantung, melancarkan peredaran darah, menormalkan kadar kolesterol, dan menurunkan tekanan darah tinggi.
4. Panduan mengkonsumsi cokelat oleh ahli gizi adalah 60 gr atau 200 kalori per hari. Satu batang cokelat mengandung 200 kalori.
5. Cokelat tidak membuat gemuk. Belum ada penelitian yang menyebutkan bahwa orang menjadi gemuk karena banyak makan cokelat.
6. Cokelat mengandung zat besi yang dapat mencegah kelelahan, iritabilitasi, dan sakit kepala. Kecukupan zat besi juga membantu Anda untuk lebih mampu berkonsentrasi.
7. Penyebab sakit gigi bukan karena cokelat, melainkan akibat kandungan gula dalam makanan yang berada di rongga mulut. Sementara itu cokelat meninggalkan rongga mulut dengan cepat.
8. Tidak ada hubungan antara cokelat (cokelat murni) dan jerawat (menurut Journal of The American Medical Assosiation).
9. Cokelat tidak menyebabkan hiperaktif.
10. Sebanyak 90 persen orang yang menderita alergi bukan disebabkan oleh cokelat, melainkan terhadap telur, kacang, susu, gandum, ikan, dan kerang. Namun beberapa bahan itu mungkin ada dalam campuran cokelat.

sumber; C2-10, Editor: din, kompas.com

Jangan Terperdaya Manfaat Coklat
Telah banyak penelitian yang membuktikan bahwa coklat memiliki khasiat untuk kesehatan. Zat bio-aktifnya berupa anti oksidan memang diyakini bermanfaat dari sisi medis, dan secara psikologis mengkonsumsi coklat pun dapat menimbulkan rasa nyaman.
Namun begitu jangan sampai terperdaya dengan khasiat dari makanan manis nan lezat ini. Ada baiknya mempertimbangkan lagi atau pun lebih bijaksana memilih produk coklat, karena bukan mustahil Anda justru akan mendapat kerugiannya ketimbang manfaat yang diharapkan dari makanan ini.

Adalah jurnal Lancet yang melaporkan bahwa banyak produsen coklat kini justru menghilangkan kandungan flavanols karena rasanya yang pahit. Walhasil, banyak produk coklat yang beredar di pasaran saat ini hanya didominasi lemak dan gula saja. Padahal kedua zat ini justru merupakan musuh bagi jantung dan pembuluh darah.
Banyak riset yang menyatakan bahwa mengkonsumsi coklat dapat mengurangi risiko penyakit jantung, menurunkan tekanan darah dan menghilangkan capek. Tetapi menurut artikel yang ditulis dalam jurnal Lancet, coklat justru bisa memperdaya.
“Ketika perusahaan coklat membuat gula-gula, bahan coklat alami padat yang membuat warna menjadi lebih hitam serta flavanols yang rasanya pahit, justru dihilangkan. Oleh karena itulah, coklat yang terlihat hitam pun bisa jadi tidak mengandung flavanol.Konsumen juga selalu dibuat buta dengan kandungan flavanol dalam coklat sebab produsen jarang memberi keterangan mengenai informasi ini dalam produknya,” tulis Lancet.

Jurnal tersebut juga menekankan bahwa meskipun flavanols terkandung dalam sebuah produk coklat, para pecinta coklat harus tetap mewaspadai zat atau kandungan lainnya.
“Setan dalam coklat hitam adalah lemak, gula dan juga kalori yang terkandung di dalamnya. Untuk mendapatkan khasiatnya buat kesehatan, untuk yang suka makan coklat hitam dalam jumlah sedang harus menyeimbangkannya dengan mengurangi asupan makanan lainnya. Ini pekerjaan yang tak mudah bahkan untuk yang rajin menjaga asupan kalori sekalipun,” ungkap Lancet.


Kurangi Konsumsi Coklat Dan Keju Berlebihan
Coklat dan keju merupakan makanan yang disuka oleh hampir semua orang kalangan. Kala senggang, bisa dijadikan cemilan. Tapi kalau lapar, bisa juga buat sekadar ganjal perut. Karena disukai oleh banyak orang, maka berbagai penelitian dilakukan untuk mengetahui efeknya bagi tubuh. Salah satunya yang kemudian diungkapkan oleh Dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB.

Dokter ahli gastroenterology Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo ini menyebut bahwa kedua makanan ini punya dampak kurang bagus. Coklat dan keju selain mengandung kolesterol juga dapat memperlambat pengosongan lambung yang dapat mengakibatkan asam lambung meningkat dan menyebabkan sakit di lambung.

Normalnya, pengosongan lambung butuh waktu sekitar enam sampai delapan jam. Namun, jika seseorang mengkonsumsi coklat dan keju secara berlebihan, pengosongan lambung butuh waktu sepuluh jam lebih. Untuk itu, Ari menganjurkan agar orangtua bisa mengawasi konsumsi keju dan coklat pada anak-anak. Sebab, ia pernah menemui pasien anak-anak yang berusia 12 tahun mengalami luka pada kerongkongannya karena terlalu banyak makan coklat dan keju. Sayang, ia tidak menyebu berapa jumlah ideal yang sehat bagi yang doyan kedua makanan ini. Ia hanya menganjurkan untuk menguranginya.
Bagi para penggemar coklat dan keju, tentu saja sangat sulit untuk menguranginya. Namun apa salahnya kita mengurangi konsumsi coklat dan keju demi kesehatan tubuh? Jadi, sudah berapa banyak coklat dan keju yang anda konsumsi hari ini?

andriewongso.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar